http://arifmuttaqin.tripod.com

Artikel

Home | undangan | Tentang Kami | Gallery | Artikel | Motivasi | Buku tamu

Betapa indahnya berumah tangga
oleh: Bayu gautama
prayoga.net - Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri". Aih...
selanjutnya........

Proposal nikah
dudung.net. Bapak dan Ibu tersayang, bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di  majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Bapak dan Ibu..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Biar numpang, tetap pede di depan mertua
Prayoga.net.Firman sedang merenung dan memandangi langit-langit kamarnya -- tepatnya langit-langit kamar rumah mertuanya. Ya, sejak menikah hingga sekarang telah memiliki dua anak ia memang masih menumpang di rumah mertuanya, istilah kerennya PMI (Pondok Mertua Indah). Kondisi ini kerap membuat Firman merasa tidak nyaman kendati selama ini mertua kelihatannya baik-baik saja

Asalkan ada abang.....
Seminggu pertama aku dan suamiku tinggal di rumah orang tuaku. Karena rumah yang dikontrak suamiku baru bisa dipergunakan setelah seminggu itu, ya rumah ini. Selama seminggu itu dia sibuk sekali. Entah apa saja yang dikerjakannya. Dan setelah minggu itu berlalu, ada rasa khawatir di wajahnya saat ia mengatakan padaku, "Dek, di rumah itu... nggak ada apa-apanya."
Selanjutnya....

Baju baru suamiku
Masku ribut lagi ! Apa pasal? Beliau tidak punya baju yang bisa dipakai ke tempat kerja pagi ini. Baju kemarin sudah asam bau keringat, dan sudah ku taruh di keranjang cucian kotor. Baju yang kemarinnya lagi saat ini sedang kubilas. Sedang baju yang seharusnya sudah bisa dipakai masih bertengger di jemuran basah, karena memang sudah tiga hari ini hujan turun terus menerus. Kalau sudah begini, akulah yang tergopoh-gopoh. Ku ambil baju lembab tersebut dari jemuran, lalu kusetrika sampai asapnya mengepul-ngepul darinya

Happy Birthday
Tidak terasa sebentar lagi usia adik akan menginjak 23 tahun, sebuah usia yang cukup matang bagi seorang wanita. Puji dan syukur sangat layak dan wajib kita panjatkan kepada Allah SWT karena sampai saat ini kita masih diberi kenikmatan yang luar bisaa, diberi rizki yang tiada terkira, diberi umur yang tidak bisa diukur dengan harta, diberi keluarga yang sangat menyayangi kita, diberi iman tan takwa, sungguh tidak bisa kita hitung betapa pemurahnya Allah pada kita.

Surat lamaran
Allah juga yang akhirnya memberikan kekuatan pada saya untuk kembali berharap pada anda. Sedemikian bagus skenarioNya mempertemukan kita kembali dan juga membangkitkan kembali cinta kita yang telah lama dikubur dalam-dalam. Dalam rangka menjalankan syariatNya dan mengikuti sunnah nabiNya maka saya berniat mengajukan lamaran untuk posisi  sebagai kepala keluarga pada keluarga anda dan juga sebagai belahan jiwa di hati anda. Saya akan sangat gembira apabila anda mempertimbangkan lamaran saya.

Nikah dan Rizki
Mungkin kalau dinalar, kisah pernikahan teman saya memang sangat tidak nalar. Maksudku, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, ia masih dapat melaluinya. Bayangkan, di saat itu, ia dalam kondisi dipecat dari kerja, perekonomian terpuruk, tapi nyatanya, kesemuanya itu tidak berpengaruh pada pernikahan sucinya. Mereka tetap ‘nekat’ melangsungkan pernikahan, dan sekarang, alhamdulillah, setelah berjalan beberapa tahun, ia sudah dikarunia satu momongan. Ia bercerita, disaat itu ia hanya memiliki berberapa rupiah untuk menghidupi sang istri.

Istriku tetap yang paling cantik
Pukul 4.05, alert di hpku membangunkan. Ia ikut bangun. Padahal, aku tahu baru pukul 23.30, ia bisa tidur setelah berjibaku dengan kerjanya, kerja rumah tangga, urusan dua anakku, dan mengurusi aku sebagai suami. Belum lagi, pukul 01.15 terbangun untuk sebuah interupsi

15 petunjuk memilih suami

20 petunjuk memilih istri

majlis ijab kabul

meriahkan dunia dengan menikah

Homepage Pribadi Mas Arif Muttaqin
All Rights Reserved